LAPORAN
KEGIATAN
“Dealing
With Stress Dengan Melakukan penyuluhan Bahaya NARKOBA”
Nama
:
·
Steve
1701371012
·
ARI
SATRIAWAN 1701363566
·
MARSSYA
DEFTYRANI 1701363225
·
FACHRUL
FUAD 1701345046
·
ERIC
1601220626
·
FADHLIR
RAHMAN TUANDI 1601259230
KELAS
: LA32
BINA
NUSANTARA UNIVERSITY
2017
DAFTAR
ISI
BAB
1. PENDAHULUAN
BAB
2. METODE KEGIATAN
BAB
3. TEORI KONSEP
BAB
4. PELAKSANAAN
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Masa remaja adalah masa
transisi, dimana pada masa masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik
itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari
jati diri sebagai seorang remaja. Namun sering kali dalam pencarian jati diri
ini remaja cenderung salah dalam bergaul sehingga banyak melakukan hal yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masayarakat. Seperti perkelahian
dan minum-minuman keras, pencurian, perampokan, perusakan/pembakaran, pergaulan
bebas bahkan narkoba. Perilaku menyimpang remaja tersebut dapat dikatakan
sebagai kenakalan remaja.
Pada awal
masa remaja, tercakup
kesadaran seksual pada
remaja seperti tuntutan
sosial dan pendidikan. Begitu meninggalkan masa
kanak-kanak, remaja mengalami
kebebasan, autonomi dan
pilihan dibandingkan saat
mereka masih membutuhkan pemeliharaan khusus,
perlindungan dan bimbingan. Tanpa
keikutsertaan orang tua
dan orang dewasa
lainnya secara terus
menerus dalam memberikan
petunjuk bagi keselamatan
mereka remaja dapat
terlibat pada resiko
terperangkap dalam tindakan kejahatan oleh mereka sendiri atau oleh
orang lain. Pada sebagian besar
remaja, hambatan-hambatan dalam
kehidupan mereka akan sangat mengganggu kesehatan fisik dan
emosi mereka, menghancurkan motivasi dan kemampuan menuju sukses di sekolah dan
merusakkan hubungan pribadi mereka. Banyak dari para remaja yang nencapai masa
dewasa dengan penderitaan yang pedih, namun
mereka kemudian diminta
untuk berpartisipasi secara
bertanggung jawab di
dalam masyarakat.
Narkoba menjadi salah satu
masalah yang ada didalam negeri ini, dan sangat disayangkan para pecandu dan
pemakai narkoba lebih banyak ada dikalangan anak muda. Hal ini terjadi karena
lingkungan dan pergaulan mereka.Sehingga mereka terjerumus dan menganggap bahwa
mengkonsumsi narkoba adalah hal yang wajar dan biasa saja. Padahal efek dari
narkoba sangat bebahaya tidak hanya sebatas over dosis yang menyebabkan
kematian melainkan sang pemakai akan menjadi kecanduan dan ketergantungan dan
juga bisa mengganggu kinerja otak mereka.
Di kalangan remaja, sangat
banyak kasus tentang penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hasil survei Badan
Narkoba Nasional (BNN) Tahun 2005 terhadap 13.710 responden di kalangan pelajar
dan mahasiswa menunjukkan penyalahgunaan narkoba usia termuda 7 tahun dan
rata-rata pada usia 10 tahun. Survai dari BNN ini memperkuat hasil penelitian
Prof. Dr. Dadang Hawari pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa 97% pemakai narkoba
yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia 17-24 tahun.
Hasil survei membuktikan
bahwa mereka yang beresiko terjerumus dalam masalah narkoba adalah anak yang
terlahir dari keluarga yang memiliki sejarah kekerasan dalam rumah tangga, Stress pada remaja dapat juga disebabkan
karena tuntutan dari orang tua dan masyarakat.
Orang tua biasanya
menuntut anaknya untuk
mempunyai nilai yang
bagus di sekolah,
tanpa melihat kemampuan
si anak. sedang stres atau
depresi, memiliki pribadi yang tidak stabil atau mudah terpengaruh dari faktor
lingkungan, merasa tidak memiliki teman atau salah dalam pergaulan. Dengan
alasan tadi maka perlu pembekalan bagi para orang tua agar mereka dapat turut
serta mencegah anaknya terlibat penyalahgunaan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba
yang dilakukan, sudah
diatur dalam ketentuan pidana tertentu, seperti yang
tertuang pada Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 111. Tidak sedikit remaja
yang terjerat kasus pidana akibat penyalahgunaan narkoba mendekam
di penjara. Berbagai
permasalahan mulai dialami
narapidana remaja dalam menjalani
kehidupannya, diantaranya
perubahan pola hidup, hilangnya kebebasan
dan hak-hak yang
semakin terbatas, hingga
perolehan label penjahat melekat
pada dirinya.
Stress merupakan bagian yang tidak
terhindarkan dari kehidupan. Stres
mempengaruhi setiap orang,
bahkan anak-anak. Kebanyakan stres
di usia remaja
berkaitan dengan masa pertumbuhan. Remaja khawatir akan perubahan
tubuhnya dan mencari jati
diri. Sebenarnya remaja
dapat membicarakan masalah
mereka dan mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah, tetapi
karena pergolakan emosional dan
ketidakyakinan remaja dalam
membuat keputusan penting,
membuat remaja perlu
mendapat bantuan dan
dukungan khusus dari
orang dewasa atau orang
tua.
Stress menjadi masalah yang
ada dalam setiap kalangan. Namun generasi muda adalah generasi yang harus lebih
diwaspadai dalam masalah stress ini dikarena banyak dari mereka yang tidak
dapat menanggapi masalah ini dalam hal-hal yang positif. Banyak kecendrungan
dari anak muda dalam menanggapi stress dengan hal-hal yang negatif seperti
mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Dengan adanya masalah tersebut kami mencoba
untuk menanggulangi fenomena ini. Kami akan memberikan pengetahuan tentang cara
menanggapi stress yang benar, bahaya narkoba dan minuman keras untuk tubuh, dan
bagaimana cara untuk menyikapi lingkungan yang tidak baik. Sehingga mereka
benar-benar tau dan dapat menanggapi stress dengan kegiatan yang positif,
resiko dari mengkonsumsi narkoba, dan dapat membedakan hal-hal positif serta
negatif dalam sebuah pergaulan
BAB 2
METODE KEGIATAN
Kegiatan
yang akan kami lakukan dalam menanggapi kasus stress pada remaja narkoba pada
kalangan muda adalah dengan melakukan penyuluhan seputar cara menghindari
stress, bahaya mengkonsumsi narkoba, dan bagaimana cara menanggapi lingkungan
yang negatif. Dalam penyuluhan kami juga akan menyisipkan games agar mereka
lebih santai dan benar-benar dapat memahami hal yang kami sampaikan. Diakhir
acara kami juga akan membagikan snack kepada mereka.
BAB 3
TEORI KONSEP
“Bukan
BERAT beban yang membuat kita stress, tetapi LAMAnya kita memikul beban
tersebut” ( Stephen Covey)
A.
Apakah Stress itu ?
Stres
menurut ilmu psikologi dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan
diri dan menjadikan kewaspadaan pada diri seseorang. Definisi stress
adalah situasi apapun yang benar-benar mengancam atau dianggap mengancam
kesejahteraan kita sehingga menuntut kemampuan kita untuk beradaptasi. Jadi secara
umum stress adalah kondisi yang menuntut kita untuk menyesuaikan diri.
Ada 3 sumber
penyebab stress :
1.
Lingkungan.
Lingkungan
memberi berbagia tuntuan penyesuaian diri seperti antara lain :
– Cuaca,
kebisingan, kepadatan.
–
Tekanan waktu, standard prestasi
–
Tuntutan hubungan antar pribadi, penyesuaian diri dengan teman, pacar, dengan
perubahan keluarga.
2.
Fisiologik.
dari
tubuh kita sendiri, seperti :
–
Perubahan kondisi tubuh : masa remaja, haid, hamil, kecelakaan, kurang gizi,
kurang tidur, tekanan terhadap tubuh.
– Reaksi
tubuh : reaksi terhadap ancaman dan perubahan lingkungan mengakibatkan
perubahan pada tubuh kita, menimbulkan stress.
3.
Pikiran kita.
Bagaimana
kita memberi makna pada pengalaman dan antisipasi ke depan, sesuatu yang
membuat kita merasa relax atau stress.
B. Jenis
stress
1.
Bersifat organobiologik (fisik) :
– Kelelahan fisik , contoh : mahasiswa yang kuliah
sambil bekerja.
– Kehilangan salah satu bagian organ fisik ,
contoh : kecelakaan yang menyebabkan kelumpuhan seseorang.
– Penyakit infeksi , contoh : penyakit tifus
sering diikuti dengan tingkah laku yang gelisah.
– Tindakan operasi , operasi payudara yang
menyebabkan stres berat pada mahasiswi.
2.
Bersifat psiko-edukatif , contohnya :
– Mahasiswa yang tidak boleh kuliah lagi oleh orang
tuanya karena masalah biaya
– Mahasiswa yang tertekan karena drop out
– Mahasiswa yang merasa tidak berarti akibat nilai dan
IPK pacarnya lebih tinggi dibandingkan dirinya.
– Iri hati dalam membandingkan diri dengan orang lain
3.
Stress sosio-kultural , contohnya :
– Fluktuasi ekonomi dan akibatnya.
– Kesenjangan hidup keluarga.
– Ketidakpuasan dalam perkuliahan.
– Diskriminasi.
– Persaingan yang tajam, keras, bahkan tidak sehat di
kampus.
C.
Tingkat stress dan Respon terhadap stress
- Bagaimana kita mengetahui apakah kita berada dalam keadaan stress atau tidak?
- Gejala fisiologik , antara lain : banyak berkeringat (terutama keringat dingin) , denyut jantung bertambah cepat, pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung.
- Gejala psikologik , antara lain : resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi dalam belajar, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, exhausted.
- Tingkah laku , antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, gemetaran, berubah nafsu makan (bertambah atau berkurang).
Dr.
Robert J.an Amberg membagi tahapan-tahapan stres menjadi
6 :
1. Stres
tahap I , ciri-cirinya :
–
Semangat bekerja / belajar besar, berlebihan (overacting).
–
Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
– Merasa
mampu menyelesaikan pekerjaan atau tuga kuliah lebih dari biasanya, tanpa
disadari cadangan energi semakin menipis.
2. Stres
tahap II, ciri-cirinya :
– Merasa
letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar.
– Merasa
mudah lelah sesudah makan siang.
-Mudah
lelah menjelang sore hari.
– Sering
mengeluh lambung / perut tidak nyaman.
–
Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
–
Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
– Tidak
bisa santai.
3. Stres
tahap III , ciri-cirinya :
–
Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya maag (gastritis), buang air
besar tidak teratur (diare).
–
Ketegangan otot-otot semakin terasa.
–
Ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
–
Gangguan pola tidur (insomnia) ada 3 :
- Sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia).
- Terbangun tengah malam dan suka kembali tidur ( middle insomnia).
- Bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia).
–
Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa limbung dan serasa mau pingsan).
Pada
tahap ini, seseorang sudah harus berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh
terapi, atau bisa juga beban stress dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan
untuk berisitrahat guna menambah suplai energi.
4. Stres
tahap IV, ciri-cirinya :
–
Bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
–
Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan terasa sulit.
– Yang
semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon
secara memadai (adequate).
–
Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin.
–
Gangguan pola tidur disertai mimpi yang menegangkan, seringkali menolak ajakan
(negativism) karena tiada semangat dan kegairahan.
– Daya
konsentrasi daya ingat menurun.
– Timbul
perasaan ketakutan dan kecemasan.
5. Stres
tahap V , ciri-cirinya :
–
Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam ( physical and psychological
exhaustion).
–
Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
simple.
–
Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder).
– Timbul
ketakutan, kecemasan meningkat, mudah bingung, panik.
6.Stres
tahap VI, ciri-cirinya :
–
Debaran jantung teramat keras.
– Susah
bernafas / Sesak dan megap-megap.
– Badan
gemetar, dingin, keringat bercucuran.
–
Ketiadaan tenaga untuk hal ringan.
–
Pingsan atau collapse.
Tahapan
ini merupakan tahapan klimaks, mengalami panic attack dan perasaan takut mati.
Orang yang mengalami tahap ini berulang dibawa ke Unit Gawat Darurat, meskipun
pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi terhadap stress :
- Dukungan sosial atau masyarakat.
- Kemampuan menolak stress.
- Mendapart sensasi yang menegangkan.
- Optimis dan berpikiran positif.
- Kondisi fisiologis.
- Kecerdasan emosi.
D. Upaya
Mengatasi Stress
Coping
dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa
memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Lazarus dan Folkman dalam
melakukan coping, ada 3 strategi :
1. Problem-focused
coping : usaha megatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah
masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjaidnya
tekanan.
2. Emotion-focused
coping : usaha megatasi stres dengan cara mengatur respon emosional
dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh suatu
kondisi yang dianggap penuh tekanan.
3. Appraisal-focused
coping : bagaimana seorang indvidu memaknai suatu situasi dengan
menggunakan strategi dan analisis logika.
Suatu
studi dilakukan oleh Folkman mengenai kemungkinan variasi dari kedua strategi
terdahulu yaitu Problem-focused coping dan Emotion-focused
coping. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya delapan strategi coping
yang muncul yaitu :
Problem-focused
coping
- Confrontative coping : usaha untuk mengubah keadaan menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan cukup tinggi, pengambilan resiko.
- Seeking social support : usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
- Planful problem solving : usaha untuk mengubah keadaan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis.
Emotion-focused
coping
- Self-control : usaha untuk mengatur perasaan.
- Distancing : usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan.
- Positive reappraisal : usaha mencari makna positif dari permasalahan.
- accepting responsibility : usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya.
- Escape / avoidance : usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain.
Lazarus
dan Folkman menyatakan coping yang efektif adalah coping yang membantu
seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak
merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Sesuai dengan pernyataan
tersebut, Cohen dan Lazarus mengemukakan agar coping dilakukan secara efektif.
Maka, strategi coping mengacu pada lima fungsi yang dikenal dengan
Coping Task
1. Mengurangi kondisi berbahaya dan meningkatkan
prospek untuk memperbaikinya.
2. Mentoleransi atau menyesuaikan diri dengan
kenyataan yang negatif.
3. Mempertahankan gambaran diri yang positif.
4. Mempertahankan keseimbangan emosional.
5. Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya
dengan orang lain.
Coping
outcome adalah kriteria hasil coping untuk menentukan
keberhasilan coping, yaitu :
- Ukuran fungsi fisiologis, seperti : menurunnya tekanan darah, detak jantung , detak nadi , sitem pernafasan.
- Apakah individu dapat kembali pada keadaan seperti sebelum ia mengalami stres, dan seberapa cepat ia dapat kembali.
- Efektifitas dalam mengurangi psychological distress dapat mengurangi rasa cemas dan depresi.
E.
Manajemen Stress
Caranya
:
1. Perhatikan
lingkungan sekitar anda.
2. Jauhkan
diri dari situasi yang menekan.
3. Jangan
mempermasalahkan hal sepele.
4. Ubahlah
cara anda bereaksi.
5. Hindari
reaksi yang berlebihan.
6. Tidur
secukupnya.
7. Hindari
pengobatan diri sendiri seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan.
8. Belajarlah
cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda.
9. Tentukan
tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri.
10. Jangan
membebani diri secara berlebihan.
11. Ubahlah
cara pandang anda.
12. Lakukan
sesuatu untuk orang lain.
13. Hindari
stress.
14. Tingkatkan
ketahanan diri anda.
15. Cobalah
untuk memanfaatkan stress jika tidak dapat menghindar.
BAB 4
PELAKSANAAN
4.1 PERTEMUAN
KE-1
Pada tanggal 23 Oktober 2017, Kelompok kami mengadakan survey ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. SMP
Al-Azhar 4 Kemandoran berlokasi di alan Kemandoran I No.41, RT.1/RW.16, Grogol
Utara, Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12210.
Kami berkumpul di Kampus Anggrek sekitar jam 10.00. Lalu, kami berangkat ke SMP
Al-Azhar 4 Kemandoran memakan waktu 15 menit dari kampus.
Sekitar jam 11.30 kami tiba di SMP Al-azhar
4 Kemandoran. Kami melihat - lihat lokasi tersebut lalu berbicara dengan Kepala
Sekolah/(Orang yang bertanggung jawab) SMP Al-azhar 4 Kemandoran untuk meminta
persetujuan mengajar di SMP Al-azhar 4 Kemandoran. Setelah persetujuan itu kami
memberikan proposal atau surat jalan yang telah di setujui dari kampus kepada
pihak SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.Keesokan harinya, pada tanggal 24 Oktober 2017. Kami berkumpul kembali ke SMP Al-azhar 4 Kemandoran. Pada hari itu, tujuan kami adalah datang kembali ke SMP Al-azhar 4 Kemandoran untuk bertanya hasil proposal kami.
Proposal kami telah di tanda tangani oleh dosen CB kami, yaitu Ibu Dian Anggraini Kusuma jati. kami langsung menemui Kepala Sekolah/(orang yang bertanggung jawab) SMP Al-azhar 4 Kemandoran. Setelah proposal dilihat dan disetujui kami mulai membicarakan jadwal mengajar kami.
4.2 PERTEMUAN KE-2
Pada
hari Selasa, 31 Oktober 2017 kami berkunjung ke SMP Al- Azhar 4 Kemandoran
untuk melakukan pendampingan anak - anak SMP. Pertemuan hari itu adalah pertemuan
1 kami dengan anak – anak Laki – laki di SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.
Pukul
08.45 WIB kami berkumpul lalu berangkat ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.
Perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit. Pukul 09.00 WIB kami sampai lalu
berbincang dengan Kepala Sekolah SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.
Kepala
Sekolah memberikan kami informasi dan pengarahan mengenai SMP Al-Azhar 4
Kemandoran. Pukul berapa anak - anak masuk, SMP Al-Azhar 4 Kemandoran memiliki
berapa kelas dan bagaimana yang harus kita lakukan saat mendampingi anak - anak
di dalam kelas.
09.20
Kepala sekolah menyiapkan tempat kami untuk memberikan penyuluhan, dikarenakan
kelas 3 mau menghadapi tryout kami hanya mengajar kelas 2 C dan B.
Lalu, kami di beri tahu bahwa guru kelas B tidak hadir hari ini jadi kelas langsung di gabung. Maka dari itu kami pisah antar murid perempuan dan murid laki-laki.
Kami mengajarkan
“Dealing With Stress” agar masa remaja tidak mengkonsumsi narkoba. Banyak siswa
yang mencatat akan apa yang kami ajarkan,Lalu, kami di beri tahu bahwa guru kelas B tidak hadir hari ini jadi kelas langsung di gabung. Maka dari itu kami pisah antar murid perempuan dan murid laki-laki.
Setelah semua kegiatan pengajaran kami mengadakan Kuis yang berhasil menjawab mendapat hadiah.
4.3 PERTEMUAN KE-3
Pada hari Selasa, 31 Oktober
2017 kami berkunjung ke SMP Al- Azhar 4 Kemandoran untuk melakukan pendampingan
anak - anak SMP. Pertemuan hari itu adalah pertemuan 2 kami dengan Murid Perempuan
di SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.
Pukul 11.30 WIB kami
Melanjutkan ke murid perempuan. dengan melanjutkan materi tetapi untuk murid ke
perempuan.
Kami mengajarkan “Dealing With
Stress” agar masa remaja tidak mengkonsumsi narkoba. Banyak siswa yang mencatat
akan apa yang kami ajarkan,
Setelah semua kegiatan
pengajaran kami mengadakan Kuis yang berhasil menjawab mendapat hadiah.
4.4 Foto Kegiatan :
Komentar
Posting Komentar