Langsung ke konten utama

LAPORAN KEGIATAN “Dealing With Stress Dengan Melakukan penyuluhan Bahaya NARKOBA”


LAPORAN KEGIATAN
“Dealing With Stress Dengan Melakukan penyuluhan Bahaya NARKOBA”






Nama :
·      Steve 1701371012
·      ARI SATRIAWAN 1701363566
·      MARSSYA DEFTYRANI 1701363225
·      FACHRUL FUAD 1701345046
·      ERIC 1601220626
·      FADHLIR RAHMAN TUANDI 1601259230

KELAS : LA32


 
BINA NUSANTARA UNIVERSITY
2017
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. METODE KEGIATAN
BAB 3. TEORI KONSEP
BAB 4. PELAKSANAAN




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Namun sering kali dalam pencarian jati diri ini remaja cenderung salah dalam bergaul sehingga banyak melakukan hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masayarakat. Seperti perkelahian dan minum-minuman keras, pencurian, perampokan, perusakan/pembakaran, pergaulan bebas bahkan narkoba. Perilaku menyimpang remaja tersebut dapat dikatakan sebagai kenakalan remaja.
Pada  awal  masa  remaja,  tercakup  kesadaran  seksual  pada  remaja  seperti  tuntutan  sosial  dan  pendidikan. Begitu meninggalkan  masa  kanak-kanak,  remaja  mengalami   kebebasan,   autonomi   dan   pilihan   dibandingkan   saat   mereka   masih   membutuhkan    pemeliharaan    khusus,    perlindungan    dan    bimbingan.    Tanpa    keikutsertaan  orang  tua  dan  orang  dewasa  lainnya  secara  terus  menerus  dalam  memberikan  petunjuk  bagi  keselamatan  mereka  remaja  dapat  terlibat  pada  resiko  terperangkap dalam tindakan kejahatan oleh mereka sendiri atau oleh orang lain. Pada  sebagian  besar  remaja,  hambatan-hambatan  dalam  kehidupan  mereka  akan sangat mengganggu kesehatan fisik dan emosi mereka, menghancurkan motivasi dan kemampuan menuju sukses di sekolah dan merusakkan hubungan pribadi mereka. Banyak dari para remaja yang nencapai masa dewasa dengan penderitaan yang pedih, namun  mereka  kemudian  diminta  untuk  berpartisipasi  secara  bertanggung  jawab  di  dalam masyarakat.
Narkoba menjadi salah satu masalah yang ada didalam negeri ini, dan sangat disayangkan para pecandu dan pemakai narkoba lebih banyak ada dikalangan anak muda. Hal ini terjadi karena lingkungan dan pergaulan mereka.Sehingga mereka terjerumus dan menganggap bahwa mengkonsumsi narkoba adalah hal yang wajar dan biasa saja. Padahal efek dari narkoba sangat bebahaya tidak hanya sebatas over dosis yang menyebabkan kematian melainkan sang pemakai akan menjadi kecanduan dan ketergantungan dan juga bisa mengganggu kinerja otak mereka.
Di kalangan remaja, sangat banyak kasus tentang penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hasil survei Badan Narkoba Nasional (BNN) Tahun 2005 terhadap 13.710 responden di kalangan pelajar dan mahasiswa menunjukkan penyalahgunaan narkoba usia termuda 7 tahun dan rata-rata pada usia 10 tahun. Survai dari BNN ini memperkuat hasil penelitian Prof. Dr. Dadang Hawari pada tahun 1991 yang menyatakan bahwa 97% pemakai narkoba yang ada selama tahun 2005, 28% pelakunya adalah remaja usia 17-24 tahun.
Hasil survei membuktikan bahwa mereka yang beresiko terjerumus dalam masalah narkoba adalah anak yang terlahir dari keluarga yang memiliki sejarah kekerasan dalam rumah tangga,  Stress pada remaja dapat juga disebabkan karena tuntutan dari orang tua dan masyarakat.  Orang  tua  biasanya  menuntut  anaknya  untuk  mempunyai  nilai  yang  bagus    di  sekolah,  tanpa  melihat  kemampuan  si  anak. sedang stres atau depresi, memiliki pribadi yang tidak stabil atau mudah terpengaruh dari faktor lingkungan, merasa tidak memiliki teman atau salah dalam pergaulan. Dengan alasan tadi maka perlu pembekalan bagi para orang tua agar mereka dapat turut serta mencegah anaknya terlibat penyalahgunaan narkoba.
Penyalahgunaan  narkoba  yang  dilakukan,  sudah  diatur  dalam  ketentuan pidana tertentu, seperti yang tertuang pada Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 111. Tidak sedikit remaja yang terjerat kasus pidana akibat penyalahgunaan narkoba  mendekam  di  penjara.  Berbagai  permasalahan  mulai  dialami  narapidana remaja   dalam   menjalani   kehidupannya, diantaranya   perubahan   pola   hidup, hilangnya  kebebasan  dan  hak-hak  yang  semakin  terbatas,  hingga  perolehan  label penjahat melekat pada dirinya.
 Stress merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan. Stres   mempengaruhi  setiap  orang,  bahkan  anak-anak. Kebanyakan  stres  di  usia  remaja  berkaitan dengan masa pertumbuhan. Remaja khawatir akan perubahan tubuhnya dan  mencari  jati  diri.  Sebenarnya  remaja  dapat  membicarakan  masalah  mereka  dan  mengembangkan   keterampilan menyelesaikan masalah, tetapi karena pergolakan  emosional  dan  ketidakyakinan  remaja  dalam  membuat  keputusan  penting,  membuat  remaja   perlu   mendapat   bantuan   dan  dukungan   khusus   dari   orang   dewasa atau orang tua.   
Stress menjadi masalah yang ada dalam setiap kalangan. Namun generasi muda adalah generasi yang harus lebih diwaspadai dalam masalah stress ini dikarena banyak dari mereka yang tidak dapat menanggapi masalah ini dalam hal-hal yang positif. Banyak kecendrungan dari anak muda dalam menanggapi stress dengan hal-hal yang negatif seperti mengkonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Dengan adanya masalah tersebut kami mencoba untuk menanggulangi fenomena ini. Kami akan memberikan pengetahuan tentang cara menanggapi stress yang benar, bahaya narkoba dan minuman keras untuk tubuh, dan bagaimana cara untuk menyikapi lingkungan yang tidak baik. Sehingga mereka benar-benar tau dan dapat menanggapi stress dengan kegiatan yang positif, resiko dari mengkonsumsi narkoba, dan dapat membedakan hal-hal positif serta negatif dalam sebuah pergaulan


BAB 2
METODE KEGIATAN

             Kegiatan yang akan kami lakukan dalam menanggapi kasus stress pada remaja narkoba pada kalangan muda adalah dengan melakukan penyuluhan seputar cara menghindari stress, bahaya mengkonsumsi narkoba, dan bagaimana cara menanggapi lingkungan yang negatif. Dalam penyuluhan kami juga akan menyisipkan games agar mereka lebih santai dan benar-benar dapat memahami hal yang kami sampaikan. Diakhir acara kami juga akan membagikan snack kepada mereka.


BAB 3
TEORI KONSEP
“Bukan BERAT beban yang membuat kita stress, tetapi LAMAnya kita memikul beban tersebut” ( Stephen Covey)
A. Apakah Stress itu ?
Stres menurut ilmu psikologi dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan diri dan menjadikan kewaspadaan pada diri seseorang. Definisi stress adalah situasi apapun yang benar-benar mengancam atau dianggap mengancam kesejahteraan kita sehingga menuntut kemampuan kita untuk beradaptasi. Jadi secara umum stress adalah kondisi yang menuntut kita untuk menyesuaikan diri.

Ada 3 sumber penyebab stress :
1. Lingkungan. 
Lingkungan memberi berbagia tuntuan penyesuaian diri seperti antara lain :
– Cuaca, kebisingan, kepadatan.
– Tekanan waktu, standard prestasi
– Tuntutan hubungan antar pribadi, penyesuaian diri dengan teman, pacar, dengan perubahan keluarga.
2. Fisiologik. 
dari tubuh kita sendiri, seperti :
– Perubahan kondisi tubuh : masa remaja, haid, hamil, kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur, tekanan terhadap tubuh.
– Reaksi tubuh : reaksi terhadap ancaman dan perubahan lingkungan mengakibatkan perubahan pada tubuh kita, menimbulkan stress.
3. Pikiran kita. 
Bagaimana kita memberi makna pada pengalaman dan antisipasi ke depan, sesuatu yang membuat kita merasa relax atau stress.

B. Jenis stress 
1. Bersifat organobiologik (fisik) :
Kelelahan fisik , contoh : mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.
Kehilangan salah satu bagian organ fisik , contoh : kecelakaan yang menyebabkan kelumpuhan seseorang.
Penyakit infeksi , contoh : penyakit tifus sering diikuti dengan tingkah laku yang gelisah.
Tindakan operasi , operasi payudara yang menyebabkan stres berat pada mahasiswi.
2. Bersifat psiko-edukatif , contohnya :
– Mahasiswa yang tidak boleh kuliah lagi oleh orang tuanya karena masalah biaya
– Mahasiswa yang tertekan karena drop out
– Mahasiswa yang merasa tidak berarti akibat nilai dan IPK pacarnya lebih tinggi dibandingkan dirinya.
– Iri hati dalam membandingkan diri dengan orang lain
3. Stress sosio-kultural , contohnya :
– Fluktuasi ekonomi dan akibatnya.
– Kesenjangan hidup keluarga.
– Ketidakpuasan dalam perkuliahan.
– Diskriminasi.
– Persaingan yang tajam, keras, bahkan tidak sehat di kampus.

C. Tingkat stress dan Respon terhadap stress 
  • Bagaimana kita mengetahui apakah kita berada dalam keadaan stress atau tidak? 
  1. Gejala fisiologik , antara lain : banyak berkeringat (terutama keringat dingin) , denyut jantung bertambah cepat, pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung.
  2. Gejala psikologik , antara lain : resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi dalam belajar, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, exhausted.
  3. Tingkah laku , antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, gemetaran, berubah nafsu makan (bertambah atau berkurang).

Dr. Robert J.an Amberg membagi tahapan-tahapan stres  menjadi 6 :
1. Stres tahap I , ciri-cirinya :
– Semangat bekerja / belajar besar, berlebihan (overacting).
– Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
– Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan atau tuga kuliah lebih dari biasanya, tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
2. Stres tahap II, ciri-cirinya : 
– Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar.
– Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
-Mudah lelah menjelang sore hari.
– Sering mengeluh lambung / perut tidak nyaman.
– Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
– Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
– Tidak bisa santai.
3. Stres tahap III , ciri-cirinya  : 
– Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya maag (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
– Ketegangan otot-otot semakin terasa.
– Ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
– Gangguan pola tidur (insomnia) ada 3 :
  1. Sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia).
  2. Terbangun tengah malam dan suka kembali tidur ( middle insomnia).
  3. Bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia).
– Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa limbung dan serasa mau pingsan).
Pada tahap ini, seseorang sudah harus berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stress dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk berisitrahat guna menambah suplai energi.
4. Stres tahap IV, ciri-cirinya :
– Bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
– Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa sulit.
– Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate).
–  Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin.
– Gangguan pola tidur disertai mimpi yang menegangkan, seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan.
– Daya konsentrasi daya ingat menurun.
– Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan.
5. Stres tahap V , ciri-cirinya :
– Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam ( physical and psychological exhaustion).
– Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan simple.
– Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder).
– Timbul ketakutan, kecemasan meningkat, mudah bingung, panik.
6.Stres tahap VI, ciri-cirinya :
– Debaran jantung teramat keras.
– Susah bernafas / Sesak dan megap-megap.
– Badan gemetar, dingin, keringat bercucuran.
– Ketiadaan tenaga untuk hal ringan.
– Pingsan atau collapse.
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, mengalami panic attack dan perasaan takut mati. Orang yang mengalami tahap ini berulang dibawa ke Unit Gawat Darurat, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi terhadap stress :
  1. Dukungan sosial atau masyarakat.
  2. Kemampuan menolak stress.
  3. Mendapart sensasi yang menegangkan.
  4. Optimis dan berpikiran positif.
  5. Kondisi fisiologis.
  6. Kecerdasan emosi.

D. Upaya Mengatasi Stress
Coping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Lazarus dan Folkman dalam melakukan coping, ada 3 strategi :
1. Problem-focused coping : usaha megatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya yang menyebabkan terjaidnya tekanan.
2. Emotion-focused coping : usaha megatasi stres dengan cara mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh suatu kondisi yang dianggap penuh tekanan.
3. Appraisal-focused coping : bagaimana seorang indvidu memaknai suatu situasi dengan menggunakan strategi dan analisis logika.
Suatu studi dilakukan oleh Folkman mengenai kemungkinan variasi dari kedua strategi terdahulu yaitu Problem-focused coping dan  Emotion-focused coping. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya delapan strategi coping yang muncul yaitu :
Problem-focused coping
  1. Confrontative coping : usaha untuk mengubah keadaan menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan cukup tinggi,  pengambilan resiko.
  2. Seeking social support : usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
  3. Planful problem solving : usaha untuk mengubah keadaan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis.
Emotion-focused coping
  1. Self-control : usaha untuk mengatur perasaan.
  2. Distancing : usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan.
  3. Positive reappraisal : usaha mencari makna positif dari permasalahan.
  4. accepting responsibility : usaha untuk menyadari tanggung jawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapinya.
  5. Escape / avoidance : usaha untuk mengatasi situasi menekan dengan lari dari situasi tersebut atau menghindarinya dengan beralih pada hal lain.
Lazarus dan Folkman menyatakan coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya. Sesuai dengan pernyataan tersebut, Cohen dan Lazarus mengemukakan agar coping dilakukan secara efektif. Maka, strategi coping mengacu pada lima fungsi yang dikenal dengan
Coping Task
1.     Mengurangi kondisi berbahaya dan meningkatkan prospek untuk memperbaikinya.
2.     Mentoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan yang negatif.
3.     Mempertahankan gambaran diri yang positif.
4.     Mempertahankan keseimbangan emosional.
5.     Melanjutkan kepuasan terhadap hubungannya dengan orang lain.
Coping outcome adalah kriteria hasil coping untuk menentukan keberhasilan coping, yaitu :
  1. Ukuran fungsi fisiologis, seperti : menurunnya tekanan darah, detak jantung , detak nadi , sitem pernafasan.
  2. Apakah individu dapat kembali pada keadaan seperti sebelum ia mengalami stres, dan seberapa cepat ia dapat kembali.
  3. Efektifitas dalam mengurangi psychological distress dapat mengurangi rasa cemas dan depresi.
E. Manajemen Stress
Caranya :
1.     Perhatikan lingkungan sekitar anda.
2.     Jauhkan diri dari situasi yang menekan.
3.     Jangan mempermasalahkan hal sepele.
4.     Ubahlah cara anda bereaksi.
5.     Hindari reaksi yang berlebihan.
6.     Tidur secukupnya.
7.     Hindari pengobatan diri sendiri seperti penggunaan alkohol dan obat-obatan.
8.     Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda.
9.     Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri.
10.  Jangan membebani diri secara berlebihan.
11.  Ubahlah cara pandang anda.
12.  Lakukan sesuatu untuk orang lain.
13.  Hindari stress.
14.  Tingkatkan ketahanan diri anda.
15.  Cobalah untuk memanfaatkan stress jika tidak dapat menghindar.



BAB 4
PELAKSANAAN

4.1  PERTEMUAN KE-1
Pada tanggal 23 Oktober 2017, Kelompok kami mengadakan survey ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. SMP Al-Azhar 4 Kemandoran berlokasi di alan Kemandoran I No.41, RT.1/RW.16, Grogol Utara, Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12210. Kami berkumpul di Kampus Anggrek sekitar jam 10.00. Lalu, kami berangkat ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran memakan waktu 15 menit dari kampus.
Sekitar jam 11.30 kami tiba di SMP Al-azhar 4 Kemandoran. Kami melihat - lihat lokasi tersebut lalu berbicara dengan Kepala Sekolah/(Orang yang bertanggung jawab) SMP Al-azhar 4 Kemandoran untuk meminta persetujuan mengajar di SMP Al-azhar 4 Kemandoran. Setelah persetujuan itu kami memberikan proposal atau surat jalan yang telah di setujui dari kampus kepada pihak SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.

Keesokan harinya, pada tanggal 24 Oktober 2017. Kami berkumpul kembali ke SMP Al-azhar 4 Kemandoran. Pada hari itu, tujuan kami adalah datang kembali ke SMP Al-azhar 4 Kemandoran untuk bertanya hasil proposal kami.

Proposal kami telah di tanda tangani oleh dosen CB kami, yaitu Ibu Dian Anggraini Kusuma jati. kami langsung menemui Kepala Sekolah/(orang yang bertanggung jawab) SMP Al-azhar 4 Kemandoran. Setelah proposal dilihat dan disetujui kami mulai membicarakan jadwal mengajar kami.

4.2  PERTEMUAN KE-2
Pada hari Selasa, 31 Oktober 2017 kami berkunjung ke SMP Al- Azhar 4 Kemandoran untuk melakukan pendampingan anak - anak SMP. Pertemuan hari itu adalah pertemuan 1 kami dengan anak – anak Laki – laki di SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.

Pukul 08.45 WIB kami berkumpul lalu berangkat ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. Perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit. Pukul 09.00 WIB kami sampai lalu berbincang dengan Kepala Sekolah SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.

Kepala Sekolah memberikan kami informasi dan pengarahan mengenai SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. Pukul berapa anak - anak masuk, SMP Al-Azhar 4 Kemandoran memiliki berapa kelas dan bagaimana yang harus kita lakukan saat mendampingi anak - anak di dalam kelas.

09.20 Kepala sekolah menyiapkan tempat kami untuk memberikan penyuluhan, dikarenakan kelas 3 mau menghadapi tryout kami hanya mengajar kelas 2 C dan B.
Lalu, kami di beri tahu bahwa guru kelas B tidak hadir hari ini jadi kelas langsung di gabung. Maka dari itu kami pisah antar murid perempuan dan murid laki-laki.
Kami mengajarkan “Dealing With Stress” agar masa remaja tidak mengkonsumsi narkoba. Banyak siswa yang mencatat akan apa yang kami ajarkan,

Setelah semua kegiatan pengajaran kami mengadakan Kuis yang berhasil menjawab mendapat hadiah.

4.3   PERTEMUAN KE-3
Pada hari Selasa, 31 Oktober 2017 kami berkunjung ke SMP Al- Azhar 4 Kemandoran untuk melakukan pendampingan anak - anak SMP. Pertemuan hari itu adalah pertemuan 2 kami dengan Murid Perempuan di SMP Al-Azhar 4 Kemandoran.

Pukul 11.30 WIB kami Melanjutkan ke murid perempuan. dengan melanjutkan materi tetapi untuk murid ke perempuan.
Kami mengajarkan “Dealing With Stress” agar masa remaja tidak mengkonsumsi narkoba. Banyak siswa yang mencatat akan apa yang kami ajarkan,
Setelah semua kegiatan pengajaran kami mengadakan Kuis yang berhasil menjawab mendapat hadiah.

4.4 Foto Kegiatan :









 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan 2||Kunjungan Ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran|| kelas Laki-laki

Kunjungan ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran yang ke-1. Hari, tanggal : Senin, 23 Oktober 2017 Waktu : 09.00 - 11.30 WIB Anggota Kelompok: Steve -1701371012 Ari Satriawan - 1701363566 Fachrul Fuad - 1701345046 Eric - 1601220626 Marsya Defrianty - 1701363255 Fadhlir Rahman Tuandi - 1601259230 Pada hari Senin, 22 Oktober 2017 kami berkunjung ke SMP Al- Azhar 4 Kemandoran untuk melakukan pendampingan anak - anak SMP. Pertemuan hari itu adalah pertemuan 1 kami dengan anak – anak Laki – laki di SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. Pukul 08.45 WIB kami berkumpul lalu berangkat ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. Perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit. Pukul 09.00 WIB kami sampai lalu berbincang dengan Kepala Sekolah SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. Bapak memberikan kami informasi dan pengarahan mengenai SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. Pukul berapa anak - anak masuk, SMP Al-Azhar 4 Kemandoran memiliki berapa kelas dan bagaimana yang harus kita lakukan saat mendampingi anak - anak di dalam kel...

Pertemuan 1| Survey SMP Al-Azhar 4 Kemandoran|| BINUS University

Character Building : Self Development 2017 - Kelas LA32   Anggota Kelompok: Steve 1701371012 ARI SATRIAWAN 1701363566 MARSSYA DEFTYRANI 1701363225 FACHRUL FUAD 1701345046 ERIC 1601220626 FADHLIR RAHMAN TUANDI 1601259230 Berhubungan dengan tugas Character Building: Self Development yang diberikan oleh BINUS University dan TFI (Teach For Indonesia), kami mengerjakan dimulai dengan pertemuan 1, yaitu survey ke lokasi dimana kami akan mengajar. Pada tanggal 22 Oktober 2017, Kelompok kami mengadakan survey ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran. SMP Al-Azhar 4 Kemandoran berlokasi di alan Kemandoran I No.41, RT.1/RW.16, Grogol Utara, Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12210. Kami berkumpul di Kampus Anggrek sekitar jam 10.00. Lalu, kami berangkat ke SMP Al-Azhar 4 Kemandoran memakan waktu 15 menit dari kampus. Sekitar jam 11.30 kami tiba...